DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (DKV)

DESAIN PEMODELAN GRAFIK






Syarafina Fadhilah
NPM : 57416247
Kelas : 3IA20
Dosen : Yudi Irawan Chandra

UNIVERSITAS GUNADARMA
TEKNIK INFORMATIKA
2018


TUGAS3

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL ( DKV )

I.   PENGERTIAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

       Desain komunikasi visual atau lebih dikenal di kalangan civitas akademik di Indonesia dengan singkatan DKV pada dasarnya merupakan istilah penggambaran untuk proses pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau penyampaian informasi yang bisa terbaca atau terlihat. Desain Komunikasi Visual erat kaitannya dengan penggunaan tanda-tanda (signs), gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu dalam penulisan huruf (tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya berkaitan dengan indra penglihatan.
            Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide dengan penambahan gambar baik itu berupa foto, diagram dan lain-lain serta warna selain penggunaan teks sehingga akan menghasilkan efek terhadap pihak yang melihat. Efek yang dihasilkan tergantung dari tujuan yang ingin disampaikan oleh penyampai pesan dan juga kemampuan dari penerima pesan untuk menguraikannya. Fungsi dasar utama dari desa komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. 

II. SEJARAH DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

          Sejak jaman pra-sejarah manusia telah mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual. Bentuk komunikasi visual pada jaman ini antara lain adalah piktogram yang digunakan untuk menceritakan kejadian sehari-hari pada jaman Gua (Cave Age), bentuk lainnya adalah hieroglyphics yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian seiring dengan kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke tulisan. Contohnya prasasti, buku, dan lainnya. Dengan perkembangan kreatifitas manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk yang lebih menarik dan komunikatif, contohnya seni panggung dan drama; seperti sendratari Ramayana, seni pewayangan yang masih menjadi alat komunikasi yang sangat efektif hingga sekarang.
             Sebagai suatu profesi, Desain Komunikasi Visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an. Sebelum itu, jika seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu secara visual, maka ia harus menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman spesialis”. Spesialis-spesialis ini antara lain adalah visualizers (seniman visualisasi), typographers (penata huruf), yang merencanakan dan mengerjakan teks secara detil dan memberi instruksi kepada percetakan, illustrators, yang memproduksi diagram dan sketsa dan lain-lain.
         Istilah desain komunikasi visual yang baru populer belakangan ini, sebenarnya baru dikenal di Indonesia pada awal tahun 1980-an. Dimunculkan oleh Gert Dumbar (seorang desainer grafis Belanda) pada tahun 1977, karena menurutnya desain grafis tidak hanya mengurusi cetak-mencetak saja. Namun juga mengurusi moving image, audio visual, display dan pameran. Sehingga istilah desain grafis tidaklah cukup menampung perkembangan yang kian luas. Maka dimunculkan istilah desain komunikasi visual seperti yang kita kenal sekarang ini.
             Hasil karya desain komunikasi visual dapat berbentuk pengolahan, perancangan huruf (tipografi) dan gambat (ilustrasi), seperti gambar tempel (stiker), prangko, uang, tiket, kemasan, undangan, kartu nama, brosur, poster, papan reklame (billboard), dan film animasi.
III. PERBEDAAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DENGAN SENI MURNI

                Desain komunikasi visual bukan seni murni. Seorang seniman pada bidang seni murni terkadang mempunyai penonton atau pengamat hanya satu (seniman itu sendiri), dimana karya seni tersebut merupakan ekspresi yang pada akhirnya bertujuan untuk memuaskan diri seniman tersebut. Sedangkan seorang desainer komunikasi visual menghadapi lebih dari satu pengamat yang kadangkala bisa mencapai jutaan ornag, dimana desainer itu harus dapat memahami dan menginteroretasikan permintaan sesorang atau sekelompok orang ke dalam suatu karya desain yang pada akhirnya bertujuan ntuk memuaskan orang atau sekelompok orang itu.
               Perbedaan dengan Seni Murni, dimaa Seni murni merupakan ekspresi jiwa yang bersifat individual, subjektif, dan lebih ditujukan kepada kepuasan terhadap karya, bukan terhadap fungsi.
              Yang membuat desain komunikasi visual berbeda dengan seni murni. Sebuah karya seni lebih bersifat ekspresif dan tidak punya tujuan secara umum. Seni bersifat individual dan berorientasi kepada ekspresi dan kepuasan dari pembuatnya (seniman). Sedangkan desain grafis berorientasi kepada kegunaan atau fungsinya. Desain grafis yang baik akan dilihat dari seberapa besar impact dari karya yang dihasilkannya.
               Dapat disimpulkan bahwa desain komunikasi visual dan seni murni adalah suatu hal yang berbeda. Desain komunikasi visual adalah seni yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang banyak dalam bentuk tampilan visual. Sedang seni murni adalah ekspresi jiwa yang bersifat individual, subjektif, dan lebih ditujukan kepada kepuasan terhadap karya, bukan terhadap fungsi.

IV. ELEMEN-ELEMEN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
·         Layout (Tata Letak Perwajahan)
Layout ialah pengaturan yang dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah buku, majalah, atau bentuk publikasi lainnya, sehingga teks dan ilustrasi yang dibuat sesuai dengan bentuk yang dihasilkan. Selanjutnya layout juga bisa dikatakan bahwa: Layout sendiri memiliki semua bentuk penempatan posisi dan setingan dalam catatan tepi, memberikan sebuah gambar, penempatan posisi garis tepi, penempatan sesuai ukuran dan bentuk ilustrasi. Layout dapat juga diartikan sebagai proses mengatur, membuat atau merangkai sebuah unsur yang menjadi suatu susunan yang baik sehingga menggapai tujuan.
·         Tipografi
Tipografi yang seninya memiliki huruf, dari sebuah bilangan ribuan jumlah rancangan atau sejenis huruf desain yang telah tersedia, menghubungkan jenis-jenis huruf yang berbeda, menghubungkan beberapa jumlah kata yang dimiliki ruangan yang tersedia, dan memberi tanda pada naskah sebagai proses tipe pengaturan, dengan memakai ketebalan serta ukuran huruf yang berbeda. Tipografi yang lebih efektif menuju pada keterbacaan dan keunikan, dan dapat menghasilkan sebuah gaya dan karakteristik yang menjadi iklan pada subjek.
·         Ilustrasi
Ilustrasi pada karya desain komunikasi visual dibedakan menjadi 2, yaitu :
-          Illustrasi yang dapat diperoleh dengan menggunakan tangan atau menggambar, dan
-          Illustrasi yang dapat diperoleh oleh kamera atau fotografi.
Ilustrasi itu bisa mengungkapkan sesuati baik secara lebih cepat akurat dan lebih efektif dari pada teks.
·         Simbolisme
Simbolisme lebih efektif apa bila digunakan sebagai sarana informasi dan komunikasi dalam menjembatani beragam perbedaan bahasa yang sering digunakan oleh masyarakat, karena simbolisme ini sifatnya  universal dibandingkan dengan menggunakan kata-kata atau bahasa. Bentuk simbolisme yang lebih kompleks dari simbol adalah logo. Logo dimiliki dari sebuah perusahaan karena logo itu sendiri harus lebih mampu mencerminkan sebuah citra, visi/misi, jenis, serta objektivitasnya sehingga berbeda dari yang lainnya.
·         Warna
Sebuah elemen yang penting dapat memberi pengaruh pada sebuah desain ialah warna. Pemilihan suatu warna dan pengolahan atau Menghubungkan satu dengan lainnya juga dapat memberikan suatu kesan atau image yang khas dan mempunyai karakter yang unik, karena sifat disetiap warna itu berbeda-beda.
Warna dinyatakan oleh Danger bahwa warna merupakan salah satu dari dua unsur yang memiliki penghasilan daya tarik visual dan sesungguhnya warna itu lebih memiliki daya tarik dari emosi bukan dari akal.
·         Animasi
Serangkaian gambar bergerak atau Animasi, khususnya pada multimedia akan mengakibatkan kesan yang tersendiri bagi yang melihatnya. Konsep dari animasi menurut Istanto ialah menggambarkan atau mendesain gambar bergerak sehingga dapat mendukung dengan tampilan Animasi yang lebih dinamis.
Animasi digolongkan menjadi dua teknis dalam pembuatannya , yaitu:
-          Animasi dua dimensi (2D), merupakan karakter animasi yang berkesan dari datar (flat), baik itu secara karakter ataupun warnanya.
-          Animasi tiga dimensi (3D), merupakan animasi yang telah dibuat dan bisa dilihat dari beberapa sudut-sudut pandang mata dan terdapat kesan yang mendalam atau berdimensi ruang.
·         Suara
Elemen pendukung pada suara dapat digunakan sebagai suasana interaksi yang lebih menghidupkan atau nyata. Suara dapat dibedakan menjadi dua oleh multimedia interaktif, yaitu:
-          Suara utama ialah suara yang mengikuti pengguna selama interaksi yang sedang berlangsung hingga selesai,

-          Suara pendukung merupakan suara yang berada pada bagian-bagian tombol-tombo Suara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Desain Pemodelan Grafik (Tugas1)

Desain Pemodelan Grafik (Tugas2)

Pemuda dan Sosialisasi